Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa kita harus berhati-hati dalam memilih segala perlengkapan yang berkaitan dengan listrik. Hal ini menjadi krusial karena listrik merupakan sumber energi yang bisa saja membahayakan penggunanya.
Pengetahuan ini harus diterapkan juga saat memilih terminal lampu. Memastikan material yang sesuai dapat menjamin keamanan. Tetapi kita tahu bahwa terminal lampu saat ini dijual dengan material berbeda. Dari antara tembaga, aluminium, kuningan, dan plastik, apa perbedaannya? Mari kita lihat satu per satu!
Kenali Apa Itu Terminal Lampu
Terminal lampu pada dasarnya mengacu pada sebuah blok berukuran kecil yang memiliki beberapa terminal sekrup atau konektor dorong. Alat ini banyak digunakan untuk menghubungkan kabel listrik dari sumber listrik seperti trafo ke kabel internal lampu. Terminal lampu juga bisa mengacu pada jenis alas lampu yang dilengkapi titik sambungan listrik yang terhubung langsung ke stop kontak standar.
Perbandingan Material Terminal Lampu
Terminal lampu disusun atas beberapa material yang berbeda. Setelah mengetahui apa itu terminal lampu, di sini kita akan membandingkan perbedaan antara material aluminium, tembaga, kuningan, dan plastik dari beberapa kategori.
1. Konduktivitas Listrik
Konduktivitas merupakan kemampuan suatu material dalam menghantarkan arus listrik. Jika dilihat dari segi konduktivitasnya, tembaga memiliki konduktivitas paling tinggi dan seringkali dijadikan standar konduktivitas. Aluminium di sisi lain memiliki 37% konduktivitas tembaga, kuningan memiliki 26% konduktivitas tembaga, dan plastik memiliki konduktivitas sangat rendah dan sering digunakan sebagai isolator.
Tingkat konduktivitas ini wajib diperhatikan karena penggunaan material dengan konduktivitas yang sesuai dapat meminimalisir kehilangan energi. Semakin tinggi konduktivitasnya, maka proses transfer energi atau panas menjadi lebih cepat dan efisien. Sebaliknya, konduktivitas rendah memiliki kemampuan baik untuk menahan panas. Misalnya saja penggunaan isolasi termal pada bangunan berpotensi mengurangi konsumsi energi untuk pemanasan dan pendinginan.
2. Durabilitas dan Umur Pakai
Durabilitas atau umur pakai pada terminal lampu sangat bergantung pada jenis material, dan kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan dengan suhu tinggi misalnya dapat mempercepat korosi dan kerusakan material. Begitu juga dengan kelembaban tinggi dapat meningkatkan risiko korosi.
Dari antara semua jenis material, tembaga memiliki durabilitas yang paling tinggi. Umur pakainya bisa mencapai 50 tahun atau lebih. Kuningan juga merupakan material yang tahan korosi dan dapat dipakai 20-30 tahun. Aluminium memiliki umur pakai 10-20 tahun dan tahan terhadap korosi namun mudah rapuh. Terakhir plastik memiliki durabilitas rendah yakni hanya 5-10 tahun dan tidak tahan terhadap suhu tinggi.
3. Resistansi Terhadap Korosi
Aluminium memiliki resistensi korosi yang cukup baik karena materialnya yang dilengkapi dengan lapisan oksida. Meskipun demikian, aluminium rentan di lingkungan asam atau garam karena risiko korosi pitting dan galvanik menjadi tinggi.
Tembaga memiliki resistensi korosi yang baik namun mudah ternoda dan berkarat terutama ketika terdapat sulfur atau klorin dalam lingkungan. Di sisi lain, kuningan memiliki resistensi sangat baik dan bisa di tempatkan dalam segala kondisi. Sama seperti kuningan, plastik juga memiliki resistensi sangat baik dari semua bahan kimia dan air.
4. Biaya
Jika dilihat dari segi biaya, material paling murah dimiliki oleh material plastik, aluminium, kuningan, dan disusul tembaga. Meskipun demikian, kita harus mempertimbangkan juga perawatan serta usia pemakaiannya. Misalnya tembaga, meskipun mahal tetapi karena usia material yang cukup panjang dan tahan terhadap berbagai kondisi lingkungan dapat dijadikan opsi karena pengguna tak perlu menggantinya secara berkala.
5. Keberlanjutan dan Dampak Lingkungan
Proses ekstraksi aluminium, kuningan, dan plastik umumnya menghasilkan emisi gas rumah kaca yang lebih lanjut dapat merusak habitat. Sementara tembaga dalam proses penambangannya menghasilkan limbah logam yang bersifat asam dan dapat mencemari perairan.
Dari keempat jenis material, aluminium dan tembaga memiliki tingkat daur ulang yang tinggi dan mudah untuk diolah kembali. Berbeda dengan kuningan yang bisa di daur ulang meskipun prosesnya cukup rumit. Sementara itu, plastik seperti yang kita ketahui merupakan material yang sangat sulit untuk di daur ulang.
6. Pemasangan dan Kemudahan Penggunaan
Material aluminium dengan sifatnya yang ringan dan mudah dibentuk memungkinkan pemasangan terminal lampu menjadi lebih mudah. Karakteristik tembaga yang fleksibel dan mudah dibentuk juga memungkinkan pemasangan yang mudah. Sementara itu, kuningan memiliki karakteristik keras sehingga pemasangannya mungkin akan sedikit lebih sulit. Terakhir, plastik dengan bobotnya yang ringan dan mudah dibentuk menjadi material pertama yang paling mudah pemasangannya.
Pada umumnya, proses pemasangan aluminium, tembaga, dan kuningan membutuhkan alat khusus seperti crimping atau soldering. Berbeda dengan material plastik yang tak memerlukan alat khusus.
7. Kompabilitas dengan Berbagai Jenis Kabel
Berikut merupakan rangkuman kompatibilitas material dengan jenis kabel dan faktor yang mempengaruhi konektivitasnya:
- Aluminium: Cocok untuk kabel ACSR, AAC, dan NYY. Beberapa faktor yang mempengaruhi konektivitas aluminium dengan kabel diantaranya karakter aluminium yang rentan korosi, perubahan bentuk aluminium bisa melonggarkan sambukan, dan lapisan oksida aluminium yang meningkatkan resistensi sehingga sambungan tak stabil.
- Tembaga: Cocok untuk semua jenis kabel listrik dan konektivitasnya cenderung stabil karena sifat material yang memiliki konduktivitas tinggi.
- Kuningan: Cocok untuk kabel NYY, NYM, dan N2XY. Konektivitasnya sangat ditentukan oleh resistensi kontak yang tinggi sehingga menyebabkan panas berlebih pada sambungan.
- Plastik: Material ini tidak digunakan sebagai konduktor tetapi sebagai isolasi kabel dan terminal.
8. Sifat Mekanis
Kuningan memiliki kekuatan tarik paling tinggi, disusul tembaga, aluminium, lalu plastik. Sementara jika dilihat dari kekerasannya, aluminium relatif lunak dan mudah tergores, kuningan dan tembaga lebih keras daripada alumunium namun tembaga masih dapat tergores berbeda dengan kuningan yang tahan terhadap goresan. Di sisi lain, plastik memiliki tingkat kekerasan yang bervariasi.
Dilihat dari fleksibilitasnya, aluminium merupakan material paling fleksibel, disusul dengan tembaga, lalu kuningan berbeda dengan plastik memiliki berbagai tingkat fleksibilitas. Sifat ini sangat mempengaruhi kemudahan pemasangan terutama dalam mengikuti lekuk ruangan ataupun tekanan.
9. Ketahanan Terhadap Suhu
Berikut merupakan ketahanan suhu masing-masing material dalam penggunaan berkelanjutan:
Aluminium: 175°C – 200°C
Tembaga: 200°C – 250°C
Kuningan: 200°C – 250°C
Plastik: Terbatas tergantung jenis plastiknya
Perlu diingat bahwa semakin tahan suatu material terhadap suhu, maka kemampuannya untuk menghantar energi atau panas semakin efisien.
Kesimpulan
Secara umum untuk material terminal lampu, tembaga adalah yang terbaik. Bukan tanpa alasan material ini dijadikan standar dalam konteks kelistrikan. Meskipun harganya lebih mahal, namun ketahanan serta efektivitasnya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan material lain.
Rekomendasi Distributor Lampu LED Terpercaya
Setelah memahami perbandingan material terminal lampu, kini saatnya Anda memilih distributor yang tepat. Kunjungi PT Adika Mitra Sejahtera untuk mendapatkan rekomendasi lampu LED berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Jangan lewatkan kesempatan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas penerangan di ruang Anda dengan solusi terbaik dari kami.
PT. Adika Mitra Sejahtera
Promenade Taman Asri Blok TA11
Jl. Raya Taman Asri, Waru, Sidoarjo
Email: info@amitrasejahtera.com
WhatsApp: +(62)81259828676