bola lampu warna kuning

Memilih pencahayaan yang tepat untuk ruangan bukan hanya soal memilih gaya lampu atau kecerahan yang sesuai, tetapi juga mengenai efisiensi energi dan efektivitas pencahayaan. Lampu LED telah menjadi pilihan populer karena hemat energi dan memiliki umur yang lama. Namun, mengetahui berapa banyak dan jenis lampu LED yang dibutuhkan bisa menjadi tantangan. Berikut ini adalah panduan langkah demi langkah untuk menghitung kebutuhan lampu LED untuk ruangan Anda.

Daftar Isi
Cara Menghitung Kebutuhan Lampu LED untuk Sebuah Ruang
Faktor yang Mempengaruhi Perhitungan Kebutuhan Lampu dalam Ruangan
Standar Pencahayaan Setiap Ruangan di Rumah
Kesimpulan
Rekomendasi Distributor Lampu LED Terbaik

Cara Menghitung Kebutuhan Lampu LED untuk Sebuah Ruang

Cara Menghitung Kebutuhan Lampu LED

Setelah mengetahui jenis lampu yang biasa digunakan, langkah selanjutnya adalah cara menghitung kebutuhan lampu LED yang diperlukan. Namun, sebelum itu pastikan untuk mengukur ukuran ruangan dengan akurat.

1. Gunakan Rumus Dasar

Setelah semua data terkumpul, gunakan rumus dasar berikut untuk cara menghitung kebutuhan lampu LED:

N = E x L x W / Ø x LLF x Cu x n

Keterangan:

  • N = Jumlah lampu yang diperlukan
  • E = Kecerahan yang dibutuhkan (Lux), standar rumah atau apartemen adalah 100-250 Lux
  • L = Panjang ruangan dalam satuan meter
  • W = Lebar ruangan dalam satuan meter
  • Ø = Total output cahaya lampu dalam satuan lumen
  • LLF = Faktor kehilangan cahaya, biasanya antara 0,7-0,8
  • Cu = Koefisien pemanfaatan cahaya
  • n = Jumlah lampu dalam satu titik

2. Contoh Perhitungan

Untuk memahami rumus yang telah dijelaskan, kita akan mencoba menerapkannya dalam sebuah studi kasus. Misalnya, kita memiliki ruang makan dengan ukuran panjang 5 meter dan lebar 4 meter. Lampu yang digunakan adalah TL dengan daya 40 watt. Berapa jumlah titik lampu TL yang dibutuhkan agar pencahayaan di ruang makan tersebut optimal?

Berdasarkan standar yang telah kita ketahui, ruang makan memiliki standar pencahayaan antara 120-250 Lux. Kita akan menggunakan nilai tengah, yaitu 200 lux, sebagai nilai E dalam rumus. Sebagai lampu TL 40 watt menghasilkan 75 lumen, maka nilai lumen lampu atau Ø adalah 40 watt x 75 lumen, sehingga nilai Ø adalah 3000 lumen.

Untuk mengetahui nilai koefisien atau CU (coefficient of utilization), kita dapat menggunakan standar koefisien untuk penerangan langsung pada ruangan dengan warna terang, yaitu sekitar 50-65%. Pada studi kasus ini, kita dapat menggunakan nilai terendah, yaitu 50% atau 0,5.

Komponen terakhir adalah Light Loss Factor (LLF) yang biasanya berkisar antara 0,7-0,8. LLF dipengaruhi oleh kebersihan sumber cahaya, tipe lampu, penyusutan cahaya dari permukaan lampu, dan faktor-faktor lainnya. Pada studi kasus ini, kita dapat menggunakan nilai terendah, yaitu 0,7.

Sebelum mengetahui cara menghitung kebutuhan lampu LED, perlu diingat bahwa setiap titik lampu hanya menggunakan satu buah lampu TL, maka nilai n adalah 1. Sekarang, mari kita terapkan semua data ke dalam hasil cara menghitung kebutuhan lampu LED:

N = E x L x W / Ø x LLF x Cu x n

N = 200 LUX x 5 meter x 4 meter / 3000 Lumen x 0,7 x 0,5 x 1

N = 4000 / 1050

N = 3,8

Berdasarkan hasil cara menghitung kebutuhan lampu LED tersebut, kita mengetahui bahwa untuk ruang makan tersebut, diperlukan 3,8 titik lampu yang tentunya dibulatkan menjadi 4 buah lampu TL di 4 titik berbeda. Jadi, jumlah Watt yang diperlukan untuk ruang makan tersebut dapat dikatakan sebesar 4 x 40 Watt, yaitu 160 Watt.

Baca Juga: Mengungkap Perbedaan Lumen, Lux, dan Watt dalam Pemilihan Lampu yang Tepat

contoh lampu downlight

 

 

Faktor yang Mempengaruhi Perhitungan Kebutuhan Lampu dalam Ruangan

Perhitungan kebutuhan lampu dalam ruangan melibatkan berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat pencahayaan yang diinginkan. Berikut adalah enam faktor utama yang mempengaruhi perhitungan kebutuhan lampu dalam ruangan:

1. Jendela dan Pencahayaan Alami

Keberadaan jendela dan pencahayaan alami mempengaruhi jumlah cahaya yang dibutuhkan. Ruangan yang mendapatkan banyak cahaya alami mungkin memerlukan lampu tambahan lebih sedikit, sementara ruangan yang minim cahaya alami membutuhkan lampu yang lebih terang.

2. Tingkat Aktivitas

Tingkat aktivitas di dalam ruangan juga mempengaruhi kebutuhan pencahayaan. Misalnya, ruang kerja atau dapur mungkin memerlukan pencahayaan yang lebih intensif dibandingkan dengan ruang tamu atau kamar tidur.

3. Faktor Hilang Cahaya

Faktor hilang cahaya mempertimbangkan penurunan tingkat pencahayaan seiring waktu akibat berbagai faktor seperti debu, kotoran, atau penuaan lampu. Dalam perhitungan kebutuhan lampu, faktor ini membantu memastikan bahwa tingkat pencahayaan yang diinginkan tetap tercapai seiring berjalannya waktu.

4. Ukuran Ruangan

Luas dan tinggi ruangan memiliki dampak langsung pada jumlah cahaya yang dibutuhkan. Ruangan yang lebih besar atau lebih tinggi memerlukan lampu dengan output cahaya yang lebih tinggi untuk mencapai tingkat pencahayaan yang memadai.

5. Fungsi Ruangan

Fungsi ruangan menentukan tingkat pencahayaan yang diinginkan. Misalnya, ruang kerja atau ruang belajar mungkin memerlukan tingkat pencahayaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ruang istirahat atau hiburan.

6. Warna Dinding dan Lantai

Warna dinding dan lantai ruangan dapat mempengaruhi reflektansi cahaya. Dinding dan lantai yang lebih terang dan reflektif dapat membantu mendistribusikan cahaya dengan lebih baik, mengurangi kebutuhan lampu tambahan.

Standar Pencahayaan Setiap Ruangan di Rumah

Standar pencahayaan untuk tiap ruangan di rumah dapat bervariasi tergantung pada fungsi ruangan dan preferensi penghuni. Namun, berikut adalah panduan umum untuk tingkat pencahayaan dalam beberapa ruangan rumah:

1. Ruang Tamu dan Kamar Tidur

Ruang tamu dan kamar tidur biasanya memerlukan pencahayaan yang lembut dan nyaman. Tingkat pencahayaan berkisar antara 150 hingga 300 Lux. Penggunaan lampu meja, lampu lantai, atau lampu dinding dapat memberikan pencahayaan yang hangat dan atmosferik.

2. Dapur

Dapur adalah ruangan yang memerlukan pencahayaan yang baik untuk kegiatan memasak dan persiapan makanan. Standar pencahayaan berkisar antara 300 hingga 500 Lux, terutama di area kerja seperti countertop dan kompor. Lampu-langit-langit atau lampu bawah kabinet dapat membantu menyediakan pencahayaan yang cukup.

3. Kamar Mandi

Kamar mandi juga memerlukan pencahayaan yang cukup baik, terutama di sekitar cermin dan area grooming. Standar pencahayaan berkisar antara 300 hingga 500 Lux. Lampu samping cermin atau lampu dinding di sekitar wastafel dapat memberikan pencahayaan yang fungsional.

4. Ruang Makan

Ruang makan membutuhkan pencahayaan yang cukup untuk membuat suasana makan yang nyaman. Standar pencahayaan berkisar antara 200 hingga 400 Lux. Lampu langit-langit atau lampu gantung di atas meja makan dapat memberikan pencahayaan yang baik.

Baca juga : 5 Alasan Beralih ke Lampu LED Salah Satunya Tahan Lama

Contoh penggunaan led panel

Kesimpulan

Menghitung kebutuhan lampu LED secara tepat adalah kunci untuk mencapai pencahayaan yang efisien dan efektif di berbagai ruangan. Artikel ini memandu pembaca melalui proses perhitungan menggunakan rumus dasar dan faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan cahaya, seperti jenis lampu, ukuran ruangan, dan kondisi pencahayaan alami. Dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip ini, kita bisa memastikan bahwa setiap ruangan mendapatkan tingkat pencahayaan yang optimal, sesuai dengan kegiatan dan estetika yang diharapkan.

Rekomendasi Distributor Lampu LED Terbaik

Setelah memahami cara menghitung kebutuhan lampu LED, kini saatnya Anda memilih distributor yang tepat. Temukan rekomendasi terbaik hanya di PT Adika Mitra Sejahtera untuk solusi pencahayaan LED berkualitas!

PT. Adika Mitra Sejahtera
Promenade Taman Asri Blok TA11
Jl. Raya Taman Asri, Waru, Sidoarjo
Email: info@amitrasejahtera.com
WhatsApp:+(62)81259828676